Salahseorang anggota KKN UMSurabaya Fauziah Trisna ditemui di kampus setempat, Senin, mengatakan ide mengolah limbah menjadi pot ramah lingkungan karena dia bersama 14 anggota lainnya melihat kondisi di Kalianak banyak sampah dari pelepah pisang. "Kami berupaya mengolahnya secara sederhana agar mudah diadaptasi warga.

- Hampir semua bagian dari pohon pisang bisa dimanfaatkan. Selain buahnya, daun, batang hingga jantung pisang pun biasa dimanfaatkan masyarakat. Di era modern dan semakin majunya penelitian, limbah pelepah pisang pun bisa digunakan menjadi bahan penyerap hidrogel ramah ini merupakan ide para mahasiswa Universitas Gadjah Mada UGM. Salah satu mahasiswa yang terlibat penelitian ini, Talitha Tara Thanaa mengatakan, pengembangan hidrogel dari limbah pelepah pisang ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap keberadaan limbah popok bayi. Baca juga Dosen Psikologi UII Jelaskan Kondisi Cancel Culture dan Dampaknya Bahaya limbah popok bayi Apalagi saat ini limbah popok bayi jumlahnya terus meningkat. Padahal popok bayi termasuk limbah yang sulit terurai sehingga mencemari lingkungan. "Biasanya bayi memakai popok 3-4 buah per hari. Sementara tiap tahun di Indonesia ada 4,2-4,8 juta ibu hamil melahirkan bayi. Jadi, bisa banyaknya dibayangkan limbah popok ini," kata Talitha seperti dikutip dari laman UGM, Senin 23/8/2021.Dia menerangkan, bahan penyerap atau super Absorbent Polymer SAP yang terdapat dalam popok bayi berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air mengandung natrium akrilat berasal dari minyak bumi. Kandungan tersebut sulit untuk terurai oleh lingkungan. Tidak hanya itu, air atau kotoran yang tersimpan dalam popok bisa membahayakan kesehatan tubuh. Dari keprihatinan tersebut, para mahasiswa ini melakukan penelitian dengan memanfaatkan limbah pelepah pisang pun bisa digunakan menjadi bahan penyerap hidrogel ramah lingkungan. Baca juga Mahasiswa, Kenali Perbedaan Fungsi Aerator Akuarium dan Tabung Oksigen Selain Talitha, penelitian ini juga digawangi oleh Hardian Ridho Alfalah dan Delvira Sari. Ridho menyampaikan, selama ini pelepah pisang belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang begitu saja. Padahal, di dalam pelepah pisang memiliki kandungan selulosa cukup tinggi. "Kandungan selulosa ini bisa digunakan sebagai bahan penyerap dengan kemampuan serap tinggi," ungkap Hardian Ridho Alfalah. Baca juga Mahasiswa Unair Manfaatkan Kulit Pisang untuk Perawatan Luka Modern
LimbahPelepah Pisang Sebagai Penetralisir Kesadahan Air. July 2016; Authors:
Water is a basic requirement for human life, so that if the water needs both in terms of quantity and quality have not been fulfilled can have a large impact on health and social insecurity. Problems often encountered is the quality of ground water and river water used less qualified people because of the content elements of Ca 2+ and Mg 2+ in the presence of water commonly called water hardness. Hard water that contains ions Ca 2+ and Mg 2+ is not good for consumption. Because in the long run will cause damage to the kidneys, and liver. In plants K2CO3 compound commonly found in dried banana leaves are burned, K2CO3 levels may increase if extracted at a speed of 300 rpm. This study uses the extract of banana bark ash as neutralizing hard water. The results of this study suggests that the levels of ash banana bark extract 15g cholesterol highest total hardness of water. Based on the homogeneity test can be concluded that the observation data reduction in total hardness levels are homogeneous and based on ANOVA test can be concluded that there is the effect of different levels of ash banana bark extract to decreased levels of total hardness of water. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 1 LIMBAH PELEPAH PISANG SEBAGAI PENETRALISIR KESADAHAN AIR Devi Putri Isnarwaty 1, Harun Al Azies2, Nadia Voletta3, Fauzizah Fatma Ningrum4 Sri Pingit Wulandari5 Diploma Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya e-maildevisnarwaty harunalazies fauzizahfatma22 pingit_pjm Abstrak Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Permasalahan yang sering dijumpai adalah kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat karena adanya kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+ tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati. Pada tumbuhan senyawa K2CO3 banyak ditemukan dalam pelepah pisang yang telah kering yang diabukan, kadar K2CO3 dapat meningkat apabila di ekstrak dengan kecepatan 300 rpm. Penelitian ini menggunakan ekstrak abu pelepah pisang sebagai penetralisir air sadah. Hasil penelitian ini memberi kesimpulan bahwa kadar ekstrak abu pelepah pisang 15g menurunkan kadar kesadahan total air tertinggi. Berdasarkan uji homogenitas dapat disimpulkan bahwa data pengamatan penurunan kadar kesadahan total tersebut adalah homogen dan berdasarkan uji ANOVA dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan kadar ekstrak abu pelepah pisang terhadap penurunan kadar kesadahan total air. Kata Kunci Air Sadah, Ekstrak Abu Pelepah Pisang, Rancangan Acak Lengkap RAL Abstract Water is a basic requirement for human life, so that if the water needs both in terms of quantity and quality have not been fulfilled can have a large impact on health and social insecurity. Problems often encountered is the quality of ground water and river water used less qualified people because of the content elements of Ca 2+ and Mg 2+ in the presence of water commonly called water hardness. Hard water that contains ions Ca 2+ and Mg 2+ is not good for consumption. Because in the long run will cause damage to the kidneys, and liver. In plants K2CO3 compound commonly found in dried banana leaves are burned, K2CO3 levels may increase if extracted at a speed of 300 rpm. This study uses the extract of banana bark ash as neutralizing hard water. The results of this study suggests that the levels of ash banana bark extract 15g cholesterol highest total hardness of water. Based on the homogeneity test can be concluded that the observation data reduction in total hardness levels are homogeneous and based on ANOVA test can be concluded that there is the effect of different levels of ash banana bark extract to decreased levels of total hardness of water. Keywords Hard Water, Extract Banana Leaf Ash, completely randomized design CRD 1. PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti untuk mencuci, mandi dan memasak. Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air bersih yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 2 disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+ tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati. Tubuh hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit. Salah satu cara untuk menghilangkan ion Ca2+dan ion Mg2+ dari air yang sadah itu dengan mereaksikan ion tersebut dengan senyawa Na2CO3 atau K2CO3. Pada tumbuhan senyawa K2CO3 banyak ditemukan dalam pelepah pisang yang telah kering yang diabukan, kadar K2CO3 dapat meningkat apabila di ekstrak dengan kecepatan 300rpm. Berdasarkan penjelasan di atas maka, perlu diadakan penelitian untuk menganalisa “Pengolahan Limbah Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. sebagai Penetralisir Kesadahan Air dalam Upaya Konservasi Air dan Lingkungan”. Penelitian ini mengenai rancangan penurunan kadar kesadahan air yang menggunakan ekstrak abu pelepah pisang dengan tiga kadar yang berbeda yaitu 5gram, 10 gram dan 15 gram. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL yaitu dengan perlakuan yang sama pada tiap media yang sama dalam keadaan yang homogen. Homogenitas dari penelitian ini meliputi kadar air sadah dan kecepatan pengadukan. Setiap media diperlakukan pengulangan sebanyak tiga kali dalam satu wadah secara acak. 2. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu dengan mengeksperimen ekstrak abu pelepah pisang dengan air sadah. Jumlah perlakuan ada tiga yaitu dosis 5 gram, 10 gram, 15 gram, dan setiap perlakuan diulang dengan sembilan pengulangan. Tahapan-tahapan pembuatan ekstrak abu pelepah pisang adalah sebagai berikut. a. Studi Literatur Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian sumber- sumber yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi yang menjadi pakem atau acuan dalam penelitian ini. Literatur yang digunakan dititikberatkan pada buku-buku dan jurnal ilmiah tentang kesadahan air dan limbah abu pelepah pisang. b. Pembuatan Abu Pelepah Pisang Memotong menjadi ukuran kecil pelepah pisang yang sudah dikeringkan. Membakar pelepah pisang menggunakan korek Ducan sampai terbentuk menjadi abu. Kemudian abu pembakaran pelepah pisang tersebut dimasukan kedalam cawan yang sudah diberi kode A, B, dan C. c. Pembuatan Ekstrak Abu Pelepah Pisang Mengambil beakerglass lalu, kemudian pipet 100ml aquades pada beakerglass. Kemudian membubuhkan abu yang berada pada cawan kedalam beakerglass. Setalah itu, memasukkan magnet stirer pada campuran abu dan aquades, masing-masing 1 magnet stirer. Kemudian campuran tersebut dipanaskan dengan pemanas otomatis dengan kecepatan 300 rpm selama 10 menit atau sampai mendidih. Kemudian didiamkan sampai dingin. Setelah dingin, menyaring campuran tersebut dengan kertas saring dengan menggunakan corong buchner dan beakerglass. d. Mengukur Kadar Kesadahan Total Air Mengukur kesadahan total air dilakukan untuk membandingkan kadar kesadahan total air sebelum dan sesudah diberikan ekstrak abu pelepah pisang. Langkah untuk mengukur kesadahan total air adalah dengan mencampurkan ekstrak abu pelepah pisang dengan air sadah, selanjutnya dilakukan dengan tahap titrasi. Nilai kesadahan total setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang didapatkan dari persamaan berikut    EDTAEDTAuMVCV a Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 3 Kesadahan total air diperoleh juga dari hasil penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+. Dikarenakan terkendala masalah teknis yaitu terdapat beberapa alat dan bahan yang sulit didapatkan seperti air sadah, indikator mixauride, sehingga kami memutuskan untuk menggunakan data sekunder untuk memperoleh data tentang kadar kesadahan total air. e. Pengambilan Data Kadar Kesadahan Total Data yang diambil pada penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh salah satu dari anggota kami yaitu Nadia Voletta pada saat mengikuti lomba karya ilmiah remaja tingkat Nasional pada tahun 2014 data sekunder dapat dilihat pada Lampiran. Berikut ialah tabel struktur data metode Rancangan Acak Lengkap RAL yang digunakan pada penelitian. Data yang digunakan terdiri dari 27 data yang terdiri dari 3 perlakuan dimana setiap perlakuan terdiri dari 9 pengulangan. f. Analisis dan Pembahasan Pada tahap ini, data sekunder yang telah terkumpul dianalisis. Langkah analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Menganalisis karakteristik data menggunakan grafik. b. Menguji homogenitas varians terhadap data kadar kesadahan total. c. Menguji ANOVA untuk mengetahui apakah ada pengaruh perlakuan yang berbeda atau tidak pada kadar kesadahan total. d. Menginterpretasi hasil analisis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik Data Hasil uji karakteristik data pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kadar kesadahan total yang diperolah dari penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+ mengalami penurunan secara signifikan setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang, dan semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. Gambar 1. Grafik Perbandingan Kadar Kesadahan Total Gambar 4 dapat diketahui bahwa kadar kesadahan total yang diperolah dari penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+ mengalami penurunan secara signifikan setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang, dan semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. b. Uji Homogenitas Berikut ini dilakukan pengujian homogenitas terhadap ragam dari perlakuan yang berbeda pada data kadar kesadahan total. 65,4 65,4 69,76 69,7661,04 61,04 65,4 65,4 65,432,7 32,7 34,88 37,06 39,24 41,42 41,42 47,96 45,7826,16 26,16 28,34 26,16 28,34 30,54 30,54 28,34 28,3401020304050607080123456789Kadar Kesadahan Total ppmPengulanganPerlakuanPerlakuan 1 5gPerlakuan 2 10gPerlakuan 3 15g Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 4 Hipotesis H0 ragam dari antar perlakuan sama H1 minimal ada satu varians antar perlakuan yang berbeda, i= 1,2,3 Taraf Signifikan α = 0,05 Daerah Kritis Tolak H0 jika 𝜒2hitung > 𝜒2tabelαdf atau Pvalue Ftabel atau Pvalue< α Ftabel=Fαv1,v2 = = 3,40 Statistik Uji Tabel 1 Output Minitab ANOVA Keputusan Tolak H0, karena nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel, yaitu 138,25 lebih besar dari 3,40 dan Pvalue 0,00 lebih kecil dari α 0,05 Kesimpulan Minimal ada satu perlakuan yang berpengaruh terhadap kadar kesadahan total. Artinya perlakuan yang diberikan yaitu perbedaan kadar ekstrak abu pelepah pisang Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 5 dapat mengurangi kesadahan air dikarenakan abu pelepah pisang mengandung senyawa yang dapat mengikat Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan air tersebut sadah. Dari penjelasan diatas dapat dianalisis bahwa jumlah ekstrak abu pelepah pisang yang semakin meningkat dapat menurunkan kadar kesadahan air. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh bahwa kadar kesadahan air paling kecil terdapat pada perlakuan yang memiliki jumlah ekstrak abu pelepah pisang paling besar yaitu sebesar 15 gr. mengikat Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan air tersebut sadah. d. Uji Perbandingan Berganda Uji perbandingan berganda dilakukan untuk membandingkan antara perlakuan yang satu dengan yang lain apakah ada perbedaan atau tidak terhadap data kadar kesadahan total. Berikut hasil perhitungannya dengan menggunakan software Minitab. Tabel 4. Uji Perbandingan Berganda Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Perlakuan N Mean StDev -+-+-+-+ 3 9 -*- 1 9 -*- -+-+-+-+ 36 48 60 72 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui hasil uji perbandingan berganda. Perlakuan dikatakan tidak berbeda nyata ketika garis antar perlakuan saling memotong. Sebaliknya perlakuan dikatakan berbeda nyata ketika garis antar perlakuan tidak saling memotong, sehingga diperoleh keputusan sebagai berikut. a. Perlakuan 2 berbeda nyata dengan perlakuan 3 dan 1 b. Perlakuan 3 berbeda nyata dengan perlakuan 1 KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut 1. Berdasarkan analisis menggunakan statistika deskriptif disimpulkan bahwa semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. 2. Berdasarkan uji homogenitas dapat disimpulkan bahwa data pengamatan penurunan kadar kesadahan total air dengan tiga kadar ekstrak abu pelepah pisang adalah tidak homogen nilai varians dari data pengamatan tersebut berbeda. 3. Berdasarkan uji ANOVA dapat disimpulkan bahwa Minimal ada satu perlakuan yang berpengaruh terhadap kadar kesadahan total 4. Berdasarkan uji perbandingan berganda hasil uji perbandingan berganda juga menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar kesadahan total air. UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan terima kasih kepada Ditjen Dikti atas Program Kreativitas Mahasiswa yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini dan disampaikan terima kasih kepada Prodi Diploma Statistika ITS yang telah memberikan fasilitas penyelesaian penelitian ini. Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 6 DAFTAR PUSTAKA Agra 1975. Pemanfaatan Senyawa Kalium Dari Abu. Yogyakarta Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Depkes , Peraturan Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Gaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung Tarsito Rasman, 2008. Kemampuan Abu Tangkai Padi “Merang” Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali. Edisi XVI. Makassar Fakultas Kesehatan Masyarakat Politeknik kesehatan Lingkungan Makasar. Usman, Dwi Handayani. 2013. Pemanfaatan Abu Sekam Padi Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Gali Di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Skripsi. Gorontalo Universitas Negeri Gorontalo. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Senyawa Kalium Dari AbuI B AgraAgra 1975. Pemanfaatan Senyawa Kalium Dari Abu. Yogyakarta Fakultas Teknik Universitas Gajah Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas AirR I DepkesDepkes, Peraturan Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Analisis Dalam Penelitian PercobaanVincent GasperszGaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung Tarsito Rasman, 2008. Kemampuan Abu Tangkai Padi "Merang" Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali. Edisi XVI. Makassar Fakultas Kesehatan Masyarakat Politeknik kesehatan Lingkungan Makasar.
JURNALNARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI: 10.2241/narada.2020.v7.i2.005 NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 205 PROSES PRODUKSI PEMANFATAAN LIMBAH PELEPAH BATANG
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kenyamanan di dalam ruangan diantaranya adalah perencanaan sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik dapat berfungsi optimal. Kenyamanan dalam ruangan akan terwujud apabila bisa mengatasi masalah kebisingan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar ruangan. Kemajuan sarana transportasi menjadi salah satu penyebab masalah kebisingan. Pemilihan material yang kurang tepat juga menjadi penyebab kebisingan. Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya, yaitu material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoo,. Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahanini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pelepah pisang memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan pisang yang sudahdikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Jenis pisang yang digunakan pada penelitian ini adalah pisang raja susu yang dinilai lebih murah dan lebih banyak terdapat disekitar lingkungan rumah. Figures - uploaded by Dhani MutiariAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Dhani MutiariContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Suharyani., Dhani Mutiari., Limbah pelepah pisang raja susu sebagai alternatif bahan dinding kedap suara LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA Suharyani, Dhani Mutiari Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Sukoharjo 57102 Telp 0271-717417 E-mail ABSTRAK Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kenyamanan di dalam ruangan diantaranya adalah perencanaan sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik dapat berfungsi optimal. Kenyamanan dalam ruangan akan terwujud apabila bisa mengatasi masalah kebisingan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar ruangan. Kemajuan sarana transportasi menjadi salah satu penyebab masalah kebisingan. Pemilihan material yang kurang tepat juga menjadi penyebab kebisingan. Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya, yaitu material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoo,. Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahan ini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pelepah pisang memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan pisang yang sudah dikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Jenis pisang yang digunakan pada penelitian ini adalah pisang raja susu yang dinilai lebih murah dan lebih banyak terdapat disekitar lingkungan rumah. Kata Kunci dinding kedap suara, material, nilai reduksi bunyi, pelepah pisang raja susu PENDAHULUAN Menggali potensi lokal dengan peman-faatan limbah alami Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT pasti memilki nilai kebaikan. Kekayaan alam yang melimpah di alam semesta ini merupakan salah satu bukti kebesaran Nya. Kekayaan alam dengan berbagai macam bentuk dan warna tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita telah membuktikan kekuasaan dan kebesaran Allah. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surat Asy Syu'araa' ayat 7 Artinya “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik“. Beberapa jenis tumbuhan/tanaman yang ada di negara Indonesia memiliki nilai kemanfaatan yang besar. Salah satu diantaranya adalah pohon pisang. Tanaman ini mudah didapatkan, memiliki beberapa manfaat, dan harga relatif murah. Pohon pisang sering dijumpai di lingkungan sekitar Sinektika 2013 kita. Pohon pisang sering dijumpai di setiap pekarangan rumah, di pinggir jalan serta di sawah-sawah di pedesaan. Pohon pisang di Indonesia menjadi salah satu komoditas yang dapat dimanfaatkan. Pisang dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat. Pisang dijual dengan berbagai tingkatan mutu dan harga yang sangat bervariasi satu sama lain. Indonesia memiliki lebih dari 230 jenis pisang. Dari beberapa jenis pisang di Indonesia hanya beberapa jenis pisang yang dijual di pasaran, dikonsumsi oleh masyarakat dan mudah untuk mendapatkannya, diantaranya adalah Pisang Barangan, Raja, Raja Sereh Raja Susu, Raja Uli, Raja Jambe, Raja Molo, Raja Kul, Raja Tahun, Raja Bulu, Kepok, Tanduk, Mas, Ambon Lumut, Ambon Kuning, Nangka, Kapas, Kidang, Lampung, dan pisang Tongkat Langit. Pohon pisang memiliki banyak keistimewaan dibanding jenis tanaman yang lain. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pelepah pisang Kepok bisa menjadi alternatif bahan dinding kedap suara. Pisang Raja Susu dipilih karena jumlahnya melimpah dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pisang kepok. Pelepah pisang Raja Susu juga memiliki karakteristik hampir sama dengan pisang kepok. Dinding kedap suara untuk mengatasi masalah akustik dalam ruangan Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang bunyi dan semua yang berkaitan dengan bunyi serta cara penanggulangan cacat akustik. Hal-hal yang dipelajari dalam akustik meliputi sifat-sifat bunyi, usaha mendapatkan bunyi yang enak untuk di dengar dalam sebuah ruangan, isolasi bunyi, persyaratan akustik dan sebagainya. Bunyi adalah gelombang getaran mekanis dalam udara atau benda padat yang masih bisa terdengar oleh telinga normal manusia. Getaran tersebut ada pada frekuensi 20-20000 Hertz. Di bawah rentang tersebut disebut bunyi infra infra sound, sedang di atas rentang tersebut disebut bunyi ultra ultra sound. Suara voice adalah bunyi manusia. Bunyi udara airborne sound adalah bunyi yang merambat lewat udara. Bunyi struktur structural sound adalah bunyi yang merambat melalui struktur untuk mengukur besarnya bunyi atau tekanan suara yang keluar dari sumbernya adalah sound level meter. Satuan bunyi adalah sound level meter. Akustik ruang lebih membahas tentang kualitas bunyi dalam ruang dan pengaturannya, pengendalian cacat akustik, bising. Kebisingan/noise adalah bunyi yang mengganggu dan tidak diinginkan, berasal dari suara manusia, lalu-lintas kendaraan, mesin/peralatan, refleksi suara speaker. Bunyi akan terdengar dari sumbernya apabila kenyaringannya melebihi background noise minimal 6 dB sampai 10 dB. Batas minimal perubahan kenyaringan bunyi yang masih dapat didengar dalam kondisi normal adalah 3 dB. Reduksi bising alamiah dapat terjadi karena aspek suhu udara °C, kelembaban udara %RH. Semakin tinggi suhu, kelembapan rendah dan intensitas bunyi naik Satwiko, 2004. Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai berikut 1. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja menyebutkan bah-wa kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang berada pada titik tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. 2. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan XI/1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan bahwa kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu dan membahayakan kesehatan. Apabila akan membangun sebuah ruangan yang digunakan untuk aktifitas yang berkaitan dengan suara, misalnya home theater dan studio ataupun ruang rapat/konferensi dan ruang konser, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yang pertama adalah bagaimana membuat ruangan terisolasi secara akustik dari lingkungan sekitarnya atau sering disebut sebagai insulasi membuat ruangan kedap suara atau soundproof. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengkondisikan ruangan agar berkinerja sesuai dengan fungsinya atau sering disebut sebagai pengendalian medan akustik ruangan. Suharyani., Dhani Mutiari., Limbah pelepah pisang raja susu sebagai alternatif bahan dinding kedap suara Penerapan dinding kedap suara Dinding kedap suara terdiri dari beberapa jenis komposisi material. Bahan yang biasa digunakan adalah karpet dan glaswool. Dinding bata atau beton, dilapisi karpet atau glasswool, yang diletakkan diantara dinding bata dan kayu. Gambar 1. Contoh dinding kedap suara dengan bahan glaswool Sumber Mediastika, 2002 Akustik dalam Ruangan Bunyi akan mudah terbentur pembatas ruang di tempat tertutup. Pada ruangan tersebut akan terjadi peristiwa refleksi, absorbsi, transmisi, difraksi, difusi ,tergantung karakteristik elemen pembatas ruang jenis material, luas, bentuk. Bunyi terdengar merupakan kombinasi bunyi asli dan bunyi pantul. Penekanan pada cara mengatasi kebisingan yang muncul di dalam ruang serta meningkatkan kualitas bunyi , hal ini bertujuan agar tidak terjadi cacat akustik. Gambar 2. Gambar Perilaku Bunyi Sumber Mediastika, 2005 Sinektika 2013 Reduksi Bunyi Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya,. Material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Nilai penyerapan bunyi dari seluruh elemen ruang yang dinaikkan 2x lipat dari nilai semula, maka akan menurunkan kebisingan dari proses pantulan sebesar 3 dB. Nilai reduksi bunyi setelah ada pergantian material dirumuskan sebagai berikut NR =10 log 𝑎2𝑎1 … 1 dengan NR = Noise Reduction dB a2 = total reduksi setelah re-design a1 = total reduksi sebelum re-design NR merupakan reduksi dari bunyi hasil pemantulan yang tidak dikehendaki dengan penggantian elemen bidang batas, dengan intensitas sumber bunyi adalah tetap. Bagian elemen ruang yang harus mendapat perhatian agar NR efektif adalah bagian plafon, karena bagian ini merupakan bidang yang bebas dari kemungkinan tertutup objek lain, sehingga sangat potensial memantulkan bunyi. Koefisien Penyerapan/Absorbsi α Koefisien penyerapan adalah jum-lah/proporsi dari keseluruhan energi yang datang yang mampu diserap oleh material. Nilai koefisien penyerapan 1 mengandung arti bahwa permukaan menyerap absorbsi dengan sempurna, nilai penyerapan 0 berarti permukaan memantulkan refleksi dengan memiliki koefisien serap 0,007 dan dihitung dalam frekwensi 2000 1. Material dan Koefisien Serap KOEFISIEN SERAP PADA 500 Hz Sumber SK 405/MenKes RI/SK/XI/2002 Suharyani., Dhani Mutiari., Limbah pelepah pisang raja susu sebagai alternatif bahan dinding kedap suara Pelepah Pisang sebagai Alternatif Bahan Dinding Kedap Suara Serat yang diperoleh dari pelepah pisang merupakan serat yang cukup kuat sehingga cocok dijadikan bahan kain textil. Serat ini juga cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas karena memiliki memiliki kekuatan dan daya simpan yang tinggi Suyanti dkk, 2008 hal 30. Karakteristik dari serat pada pelepah pisang yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan pembuat kain dan juga berdaya simpan tinggi, sehingga serat pisang memenuhi syarat sebagai bahan akustik untuk penyerapan bunyi. Serat pelepah pisang juga memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Apalagi setelah pelepah pisang dikeringkan untuk mengurangi kandungan air pada pelepah pisang tersebut, maka kepadatannya akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan meredamnya. Pelepah pisang yang sudah dikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini sebenarnya bisa juga menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Beberapa penelitian terdahulu telah menguji beberapa alternatif bahan dinding kedap suara yang memiliki karakteristik hampir sama dengan pelepah pisang yang dikeringkan, sebagai contoh diantaranya adalah sabut kelapa, sekam padi dan limbah gergaji kayu. Gambar 3. Morfologi tanaman pisang Sumber Elemen penyerap bunyi yang berpori mempunyai karakteristik penyerapan lebih efisien. Selain itu, ketebalan dan jarak lapisan dinding juga menentukan optimalisasi tingkat peredaman terhadap bunyi. Bahan berpori ini antara lain serat mineral, serat-serat karang rock wool, serat-serat gelas glass wool, serat-serat kayu, karpet, kain dan sebagainya. Hampir seluruh bagian tanaman pisang memiliki nilai kemanfaatan. Tingginya permintaan pasar akan hasil olahan buah pisang menimbulkan masalah yaitu limbah, seperti kulit pisang, bunga jantung pisang, pelepah batang dan bonggol akar. Akan tetapi limbah tersebut masing-masing memiliki nilai guna. Semakin berkembangnya ilmu pengeta-huan maka limbah–limbah tersebut bisa di diolah kembali, sehingga menghasilkan produk-produk baru yang memiliki nilai ekonomis dan nilai guna yang lebih tinggi. Pelepah pisang bisa diolah sehingga menghasilkan produk alternatif bahan dinding kedap suara. Gambar 4. Batang pisang Sumber Suharyani, 2012 Gambar 5. Pelepah pisang yang akan dikeringkan Sumber Suharyani, 2012 Gambar 6. Pelepah pisangyang akan dikeringkan Sumber Suharyani, 2012 Sinektika 2013 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah dengan studi komparasi dengan penelitian-penelitian terdahulu. Metode Eksperimental juga digunakan untuk menguji kemampuan penyerapan bunyi yang dihasilkan dari bahan pelepah pisang dengan berbagai bentuk anyaman yang berbeda dan memilki kemampuan paling optimum dalam meredam bunyi. Metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai reduksi bunyi yang dihasilkan diantaranya adalah membuat beberapa jenis anyaman dari pelepah pisang yang sudah dikeringkan. Pelepah pisang yang sudah dipilih dikeringkan, kemudian dibuat anyaman. Anyaman tersebut kemudian diberi pelapis finishing triplek, agar bisa digunakan sebagai partisi dinding. Pengujian material ini dilakukan di laboratorium akustik, yaitu dengan membawa bahan uji untuk diujikan di laboratorium. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai reduksi bunyi yang dihasilkan dari pelepah pisang sebagai dinding kedap suara merupakan salah satu masalah yang dibahas pada penelitian ini. Pengukuran waktu dengung dilakukan sebelum uji material. Pengukuran tingkat reverberation dalam sebuah ruangan dilakukan dengan menggunakan waktu dengung reverberation time. Waktu dengung dibutuhkan oleh suatu sumber bunyi yang dihentikan seketika untuk turun intensitasnya sebanyak 60 dB dari intensitas awal Mediastika, 2005. Ruangan pengujian akustik yang digunakan berukuran 3,6 X 3,6X2,4 m dengan hitungan waktu dengung t sebesar 0,26 detik. Memiliki data sebagai berikut kapasitas 2 orang dengan koefisien serap 0,46, di mana volume ruang 3,6 X 3,6 X 2,4 = 31,104m³, dinding dilapisi glaswool koefisien serap 0,30 luas 4 X 3,6 X 2,4 = 34,56 m² , luas lantai dan plafon masing–masing 3,6 X 3,6 = 12,96 m² dan dilapisi glaswool dengan koefisien serap 0,30. Meja kayu 1 X 0,6 dengan koefisien serap 0,10, kursi plastik 1 buah dengan koefisien serap 0,01, dinding panel akustik dengan bahan pelepah pisang yang akan diujikan seluas 1 X 0,45 m². Rumus waktu dengung reverberation timepada saat ruangan kosong atau belum dipasang panel akustik yang akan diujikan, dihitung dengan rumus sebagai berikut 𝑡 = 0,16 . V . A .α … 2 t = waktu dengung detik V = volume ruang m³ A = luas permukaan bidang penyerapan α = koefisien atau tingkat penyerapan suatu permukaan bidang Perhitungan ini akan digunakan pada penelitian lanjutan dengan mencari waktu dengung t pada ruangan uji akustik dan perubahannya setelah dipasang material dinding kedap suara dngan bahan limbah pelepah pisang. KESIMPULAN Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoom, Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahan ini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Serat pelepah pisang juga memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan meredamnya. Pelepah pisang yang sudah dikeringkan, memiliki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan pengujian lebih lanjut lagi tentang nilai reduksi yang dihasilkan dari dinding kedap suara dari bahan pelepah pisang. Metode yang digunakan dalam membuat material dinding Suharyani., Dhani Mutiari., Limbah pelepah pisang raja susu sebagai alternatif bahan dinding kedap suara kedap suara dari bahan pelepah pisang juga perlu dikaji lebih dalam untuk mengetahui hubungan pola anyaman kaitannya dengan kemampuan nilai reduksi bunyi dan hubungannya dengan nilai estetika dari bentuk tampilan material yang akan dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Khuriati, Aini, dkk, 2006, Disain Peredam Suara Berbahan Dasar Sabut Kelapa dan Pengukuran Koefisien Penyerapan Bunyinya, Berkala Fisika ISSN 1410 - 9662, Januari 2006, 15-25 Mediastika, 2005, Akustika Bangunan, Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Edisi I, Erlangga, Jakarta Mediastika, 2009, Material Akustik, Pengendali Kualitas Bunyi pada Bangunan, Edisi I, Andi, Yogyakarta M. Bagus, 2009, Pemanfaatan Komposit Serat Batang PisangUntuk Aplikasi Panel Dinding Kendaraan Umum Kedap Suara Dan Memiliki Sifat Mekanik Yang Kuat, 5 Oktober 2011, Satwiko, Prasasto, 2004, Fisika Bangunan Edisi 1,ANDI, Yogyakarta Satwiko, Prasasto, 2004, Fisika Bangunan Edisi 2,ANDI, Yogyakarta ... Secara umum akustik dapat dilihat sebagai gelombang yang dihasilkan benda bergetar yang merambat melalui medium seperti udara Everest & Pollman, 2009. Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan Suharyani & Dani, 2013. ...... Pisang musa paradisiaca adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Gambar 1. Batang Pisang Suharyani, 2012 Tanaman pisang Musa paradisiaca dapat dimanfaatkan mulai dari batang pisang bagian bawah bongkol, tengah dan bagian atas termasuk daunnya. Menurut Santi 2012 total produksi batang pisang dalam berat segar minimum mencapai 100 kali lipat dari produksi buah pisangnya sedangkan total produksi daun pisang dapat mencapai 30 kali lipat dari produksi buah pisang. ...Ancas TamiLimbah batang pisang merupakan salah satu biomassa terbesar di Indonesia yang memiliki kandungan lignoselulosa yang cukup tinggi yaitu selulosa 59%, lignin 10%, dan hemiselulosa 18%. Delignifikasi merupakan proses pemisahan ikatan selulosa dengan lignin dan hemiselulosa. Pada penelitian ini dilakukan proses delignifikasi limbah batang pisang dengan metode organosolv dimana pelarut yang dipakai ialah asam formiat dengan konsentrasi 60%, 70%, 80% - berat dan katalis H2O2 5%-berat pada suhu 1000C selama 120, 150, dan 180 menit. Kemudian dilakukan analisis kadar lignoselulosa dan dikarakterisasi dengan uji FTIR dan SEM. Dari hasil analisis setelah proses delignifikasi, pelarut asam formiat dapat memisahkan ikatan lignoselulosa, didapatkan yield selulosa terbaik dengan menggunakan pelarut asam formiat 70% dengan waktu 180 menit didapatkan kadar selulosa sebanyak 59,55%. sGocrk. 240 322 379 297 129 179 292 471 429

limbah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah